Kamis, 26 Februari 2009

“PACARAN” , KENAPA NGGAK ?

Bismillahiwalhamdulillah, s'gala puji bagi Allah, Rabb yang telah menurunkan rasa cinta dalam hati sanubari s'tiap manusia. Shalawat dan salam s'moga tetap t'curah pada manusia yang t'cinta, Nabiyullah SAW. Amma ba'du.

Sobat, mungkin kita udah sering ngendengar yang namanya "pacaran", tapi apa qta
udah pernah mengkaji ada apa dibalik "pacaran" itu (jangan2 ada udang dibalik bakwan! Hehehe). Mungkin jawaban yang ada didalam benak antum dan antuna adalah kalimat s’perti ini, "so pasti enak, donk!" ato "Good…good…good…". Ato malah kalimat s’perti ini,"Auah, gelap." Or "Emang gua pikirin." Dan s'bagainya. S'karang mari qta liat s'penggal kisah berikut.

Fatur dan Salsabila, kedua sejoli ini telah disatukan oleh "jerat-jerat cinta", kini keduanya bak nasi dengan lauknya (apa hubungannya?), maksudnya tak enak klo hanya sendiri, harus ada keduanya (hmm… fahimna). Kata-kata yang keluar dari bibir mereka, semuanya b'rnada sanjungan nan indah, bak permata nan elok. Tingkah laku mereka nan serasi dan saling berpadu bak s'pasang angsa putih yang sedang memadu kasih di danau biru. Tiada susah dan gelisah bak debu yang disapu hembusan semilir angin asmara (afwan, ini bukan saatnya kuliah bahasa Akhi! Heheh…). Dunia hanya milik berdua (sepertinya yang lain hanya bisa ngontrak!).

Nah, b'gitulah kira-kira klo sedang dimabuk cinta, s'galanya m'jadi indah, s'mangat
hidup jadi m'bumbung tinggi (s'mangat'45), s'mua p'kerjaan terasa ringan apalagi bila dikerjakan b'sama. Wuih, begitu enaknya. Emang s'perti itulah kenyataan bila kita udah jatuh dalam "Parit Cinta" s'gala menjadi indah. Tapi, bagaimana sich s'benarnya hukum b'kasihkasih dalam Islam, apakah dilarang? (tega bener) B’kasih-kasih (pacaran) s'benarnya hanyalah s'buah ungkapan yang memiliki arti saling t'curahnya p'rasaan dan kasih sayang yang ada dalam hati dua anak manusia lain jenis, yang awalnya rahasia dan dirasakan di antara keduanya (ehm… kaya' professor ahli definisi nih).
Ada lagi nich cinta versi Eyang Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah:
1. cinta adl prasaan kecenderungan manusia untk mengabdikan scr total kr yg dicintainya.
2. cinta adlh kehidupan(al-haya) shg org yg tdk punya sprti org mati.cinta adlh cahaya(an-nur),siapa yg tak punya ibarat berada ditengah laut yg gelap gulita
3. cinta adlh anugrah skaligus musibah,menjadi kenikmatan tapi juga malapetaka.ia tdk mengenal batas ruang&waktu,bahkan melalui fisik&materi.buah yg tak kenal musim,yg dpt dipetik oleh siapa pun n kapan pun jg.

Dalam Islam ada hukum-hukum yang m'ngatur tentang hal ini, diantaranya sabda Rasulullah SAW. "Tidak akan saling bercinta-cintaan antara dua orang karena Allah SWT, kecuali yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat cintanya yang satu terhadap yang lain." (HR.Bukhari)

Jadi , hukum b'kasih-kasih itu dalam Islam ada dasarnya, dan t'nyata, yang lebih
utama adalah yang lebih hebat cintanya pada yang lain (gimana tuh? Diperintahin Rasul, khan), dan "pacaran" itu berlangsung setelah pernikahan. Nah, sekarang klo ada orang yang nanya ama antum "Gimana hukumnya pacaran? " jawab aja "Disuruh Rasul, tuh. Rawinya aja Imam Bukhari! Tapi inget, NiKaH dulu! Hehehe… ini baru siiiiip. Tapi…, sayang s'ribu sayang, kepala kucing belang-belang. Zaman sekarang udah banyak kaum kita yang k'lewat batas. "Pacaran" dalam Islam itu ada & hukumnya wajib'ain, (tapi ada syarat wajib – Menikah dahulu – yang harus dipenuhi). Generasi s'karang emang udah b'rani bongkar pasang hukum s'enaknya, yang akhirnya "pacaran" yang m'ngagumkan t'sebut t'nodai, dan dianggap suatu hal yang biasa yang bisa dipakai s'enaknya m'nurut hawa nafsu mereka. Na'udzubillahi mindzalik.

Mari kita simak sejenak tentang hukum "pacaran" yang model b'ginian. P'tama, rasa
itu timbul dari mata lalu turun ke hati, yang buntutnya tak lain & tak bukan adalah "pacaran". Padahal ALLAH SWT, telah memperingatkan kita dalam Kitab-Nya yang mulia,
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An Nuur; 30-31)
Tuh kan, "pacaran" aja belum baru ngelihat aja udah dilarang Allah SWT. Mangkenye, jangan coba-coba main mata, ntar klo mata suka main-main susah nyarinya.

Bahasan
selanjutnya tentang pegang-pegangan (eh, ini pegang beneran loh, bukan Cuma boongan), orang yang "pacaran" biasanya t'rus pegang-pegangan tangan (bahasa sononya b'gandengan tangan), b'rikut hukum mengenai hal tersebut. "Sesungguhnya ditusuk kepala salah seorang diantara kamu dengan paku dari besi, maka itu lebih baik baginya dari pada menyentuh perempuan yang tidak halal." (HR. At Thabrani dalam Shahih Al Jami). Lagi-lagi dosa, lagi-lagi dosa, emang "pacaran" ginian banyak dosanya. Silahkan mo pilih mana? Lebih parah dari kepalanya ditusuk dengan paku besi ato… ? Itu semua terserah antum dan antuna. Biar cakep 'n' cantiknya kaya apa juga, klo k'palanya ditusuk pake' paku besi ya jadi jelek, ya toh....

Nah sekarang klo dua-duan, boleh gak tuh? "Tidak boleh berduaan di tempat sunyi seorang laki-laki di antaramu dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR.As Syaikhani) Ini dia, nggak sampai ngapa-ngapain, baru mojok aja udah dilarang, khan. Mangkenya, jangan bandel.

Ikhwan wa akhwati fillah, yang takut pada Allah SWT.

Yang t'akhir "THE LAST BUT NOT THE LEAST", adalah zina. Nah, klo “pacaran” udah
k’lewat batas, s’mua larangan tadi udah dit’rjang ibarat badai yang menghempas karang, maka suatu hal yang tidak mustahil bila k’duanya t’jerumus pada zina. Na’udzubillahi mindzalik. Padahal Allah SWT telah berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."(QS.Al Israa’:32) Maka apa kita masih ingin "pacaran" ato main-main dengan "pacaran", bisa juga "pacaran" main-main yang jelas s'muanya itu dilarang dalam Islam, dan merupakan dosa besar. Tapi klo antum dan antuna udah pingin mo "pacaran" (udah ngebet abis), maka "Just one way!" yaitu, m'nuai berkah dan ridho Allah SWT melalui jalan Pernikahan yang telah ditentukan dan janganlah kalian s'semua m'langgar kentuan Islam yang mulia ini, dengan jalan nekat "pacaran" s'belum nikah dan menuai dosa s'abreg – abreg. Semua itu kembali kepada diri kita masing-masing.

Wallahu'alam bishawab.